Senin, 21 Desember 2015

Organisasi Kampus, Profesional atau Kekeluargaan?

Image result for profesional (sumber: google.com)
Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Fakultas dan Universitas memiliki gengsi yang besar. Karena gelarnya eksekutif dan ruang geraknya dan lingkungan yang besar. Yup. Satu fakultas bisa terdiri sampai beberapa jurusan dan program studi. Apalagi tingkat Universitas, jaringan yang dimainkan sampai ranah rektorat bahkan sampai nasional karena sudah membawa gelar Eksekutif Universitas. Pun tingkat jurusan, mereka punya ikatan emosional antar pengurus lebih dalam karena sudah kenal dan berada dilingkungan yang sama dari bagian akademis sampai organisasi. Ini juga berlaku untuk Senat Mahasiswa atau bisa disebut DPR-nya mahasiswa ditingkat fakultas maupun Universitas. Dan seperti DPR, banyak unsur Politiknya. Disinilah mahasiswa belajar banyak hal yang diperlukan untuk modal mereka mambangun negri.
                Dalam hal tujuan, mereka punya dasar yang sama. Ingin nama besar yang mereka pikul tumbuh dan dapat melayani warga yang berada dalam naungannya. Tentu tanggung jawab serta kesibukan setiap tingkat berbeda. Dalam hal ini haruslah memiliki sumberdaya yang harus baik. Masalahnya adalah, kerja profesinal atau kekeluargaan?
 Pekerja professional mendapatkan gaji, sedangkan organisasi kampus tentu tidak memberikan ini. Kerja kekeluargaan malah sering disalah gunakan karna banyaknya toleransi. Sehingga muncul masalah, anggota dari tim hilang dan saat akan menuntut hasil kerjanya tentu lebih sulit karena tidak ada ikatan kontrak yang ada. Dan menganggap itu hanya kegiatan sampingan atau adanya kemungkinan masalah lain. Hanya mengandalkan nilai kepercayaan. Inilah tantangannya.
                Ada yang ngotot ini organisasi kekeluargaan, jadi semua harus dirundingkan. Semua peraturan jadi semu karna mengandalkan toleransi berlindung dibalik kata kekeluargaan. Tentu ini bukan hal baik dan bisa membuat iklim kerja jadi tidak sehat. Sehingga keberlangsungan organisasi bisa menjauh dari visi yang ada.
                Kekeluargaan dan professional itu harus ada dalam ruh  organisasi. Kenapa? Kan dua hal itu sangat berbeda? Iya, hanya implementasi yang harus tepat. Dimana, kenapa, kapan mereka harus professional atau kekeluargaan.
 Professional harus dikedepankan karna itu kewajiban agar bisa memenuhi target kualitatif dan kuantitatif suatu program kerja. Setiap individu harus professional mengerjakan tugasnya. Play the role, karna kalu berharap kekeluargaan dan akhirnya jadi banyaknya toleransi. Semua ide dan usaha yang dikerjakan menjadi tidak tepat sasaran kepada visi yang ada.
Kekeluargaan harus didorong dalam membangun iklim yang sehat dalam internal pengurus. Karna bekerja pada organisasi kampus tentu tidak mendapatkan gaji. Kemungkinan lebih banyak pengeluaran dalam mengadakan kegiatan. Dari rapat di tempat makan, membeli jajanan saat rapat dikampus, ongkos menuju kampus. Sehingga iklim kekeluargaan harus dibangun agar anggota merasa punya keluarga di kampus. Buat anggota ketika rapat seolah bertemu keluarga sehingga momen ini sangat ditunggu.

                Hanya sekian tulisan yang sederhana ini. Tulisan ini hanya berdasar pada wawasan penulis yang masih terbatas. Sehingga membutuhkan banyak kritik dan saran yang membangun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar